Susahnya hidup dimasa pandemi COVID 19

Pandemi COVID 19, merupakan pandemi global, peristiwa menyebarnya penyakit di seluruh dunia, seluruh dunia mengalami hingga saat ini. Saya merasa tak seorang pun bahkan seluruh dunia merasa siap akan hal ini, banyak permasalahan permasalahan yang muncul dan harus dihadapi, mulai dari masalah kesehatan hingga dampak terhadap sosial ekonomi. Saya heran kenapa ya ini bisa terjadi???, Hehehheee. Dan kalau ada yang bertanya pada saya dan bagaimana ulasan saya tentang COVID 19, ya saya cuma bisa jawab bagian terdampak ya, lang wong saya hanya warga negara yang hanya mencari nafkah tanpa jabatan, wkwkwkk.

Banyak sekali efek dan dampaknya, banyak jatuh dan berusaha bangkit, banyak yang berusaha dengan mandiri walau terasa sangat berat karena berusaha menggunakan skill diluar keahlian dan keprofesiannya, banyak yang merasakan susahnya hidup dimasa pandemi ini.

Seperti halnya diri saya, keahlian saya dibidang konstruksi, menggambar gedung, menghitung biaya gedung, mengontrol pekerjaan atas kesesuaian dengan acuan dan aturan. Namun karena keadaan di masa pandemi COVID 19 ini. Pekerjaan pekerjaan itu menghilang, seakan sirnah entah kemana, sehingga saya pun merasa jatuh, Terpaksa lah demi kehidupan sekeluarga, banting setir menjadi penjual gorengan.

Tapi jika dirasa rasa ada sedikit kemiripan antara profesi sebelum dengan profesi yang digeluti sekarang, walau banyak bedanya, hehehehe. Saat menjadi inspector proyek, mengendalikan kegiatan proyek sesuai dengan koridornya maupun chief Inspektor proyek, dirasa sama dengan pembuat gorengan.
Bayangkan saat menjadi inspektur proyek dilapangan diberikan acuan acuan gedung serta prosedur dan persyaratannya, harus sesuai dengan ini dan itu. Jika ada masalah segera komunikasikan dan duduk bersama untuk cari solusi, ketat dalam control agar menjadi hasil karya fisik yang nyata.

Hal diatas dirasa sama dengan pembuat gorengan, ada banyak macam gorengan yang bisa dibuat, sebelum membuat gorengan kita dituntut harus tahu acuan acuan tentang tata cara mengolah, bahan bahan apa yang digunakan, kebersihan yang harus dijaga, rasa enak yang bagaimana yang harus disajikan, dan lain lain. Setelah tahu dan mempelajari, kita dituntut untuk menyesuaikan dengan acuan acuan tersebut, jika ingin menambah daya kreasi maupun kurangnya rasa, bentuk kita juga dituntut untuk segera konsultasikan dengan yang ahli dalam pembuatan dan segera cari solusi, hingga terciptanya suatu hasil karya gorengan enak, sedap dipandang dan menarik perhatian costumer tentunya.

Perjuangan hidup dengan berjualan di saat pandemi covid 19 dalam menjalani susahnya hidup


Hal diatas adalah usaha untuk bangkit atas jatuhnya saya dan berusaha bangkit dengan melakukan usaha mandiri diluar keahlian profesi saya. Namun perjalanan tidak seindah yang dibayangkan, tidak seenak yang dirasakan. Justru ada rasa yang menghantui,

"bagaimana bisa mencukupi kebutuhan keluarga dengan profesi baru yang saya jalani, berapa penghasilan yang didapat, berapa rupiah yang bisa disisihkan untuk pengeluaran mendadak yang lain".

Dan memang hantu hantu yang menghantui perasaan saya tersebut benar terjadi dan benar benar merasakan susahnya hidup dimasa pandemi COVID 19 sekarang ini. Seperti yang kita ketahui penghasilan penjual ataupun berdagang tidak menentu, kadang laku laris, kadang sepi. Jualan secara fisik, dalam artian buka lapak di suatu lahan pun juga alami hal ini, apalagi jualan secara online, dalam menjangkau seluruh kota bisa terjangkau, namun tidak bisa memaksakan yang namanya orang harus beli. Hal ini membuat aku teringat ucapan Mbah kung nya anak anak, bahwa
"jaman sekarang ini jamannya susah, dituntut untuk improve tinggi, berpikir keras, selalu sabar".
"Berjualan, berdagang itu bagus, menjadi lahan bisnis dan profesi baru, namun harus sabar dan melatih mental diri".
"Ujiannya adalah harus siap dikala sepi, harus membagikan sebagian rejeki dikala ramai, terlebih lagi saat sepi, masih Istiqomah dalam beramal"
Dan ada satu lagi perkataan Mbah kung nya anak anak,
"Jika sekarang mencari pekerjaan sulit, maka akan banyak orang beralih profesi sebagai pedagang, orang yang berpenghasilan tetap perbulan semakin sedikit, sehingga orang orang lebih memilih membeli makanan berat ketimbang makan ringan untuk urusan perut, dan jika sudah semakin susah, siapa yang akan membeli makanan ringan".
Ucapan ucapan sang bapak sekaligus Mbah kung nya anak anak inilah yang selalu saya pegang untuk selalu memotivasi diri, ucapan terakhir yang terasa berat selalu menjadi cambuk bagi diri saya. Bahkan mungkin ada maksud tersembunyi dibalik jenis jualan saya. Hingga akhirnya saya pun tahu apa maksud tersembunyi di ucapan bagian yang terakhir itu, namun masih terasa sulit untuk mewujudkannya.

Penghasilan yang didapat dari jualan saya hanyalah 25 ribu perhari untuk labanya, jika dikalikan 30 hari bisa mencapai 750 ribu perbulannya, wow hebat ya... Hehehehe, itu kalo tiap harinya laku, lah kalau tidak laku bagaimana bos?? wkwkwkwkwk.
Perbulan kami sekeluarga cuma menikmati makan gorengan saja sebagai lauk nasinya, kalau pun ada penghasilan mentok cuma 300-400 ribu, wah bagus itu, heheheheee. Tapi harus hilang dalam sekejap karena itu dibuat bayar SPP anak kami yang masih duduk di bangku TK, Lah terus bagaimana jika penghasilan dalam 1 bulan tidak sampai segitu?? Ya hutang, heheheheee. Kalau tidak bisa bayar apa mau anak saya tidak lulus TK, ya mau tidak mau berhutang, betul Ndak??!.

Bisakah anda membayangkan yang terjadi diatas, lalu kira kira apa efek yang terjadi dalam diri kita dan keluarga kita? Sudah pasti ada permasalahan yang terjadi dan sudah pasti hal hal negatif yang terjadi. Lalu apa yang harus dilakukan agar bisa keluar dari kejadian yang negatif dalam diri dan keluarga, yang pasti hanya selalu berusaha, meredam semua emosi yang didasarkan akan keadaan yang terjadi, tidak melakukan hal hal yang bisa merugikan diri sendiri dan keluarga tentunya, selalu bersabar dan meminta pertolongan pada Allah SWT selaku penguasa terhebat dan yang maha membolak balikkan keadaan serta menganggap bahwa ini semua adalah ujian dari Nya.

Banyak sebenarnya kisah saya yang terjadi mengenai dampak dimasa pandemi COVID 19 ini. Hal diatas merupakan salah satu dampak yang terasa betapa susahnya hidup dimasa pandemi COVID 19 ini, betapa maksimal nya kami, saya dan sang istri berusaha untuk bertahan dalam hidup, ada lagi hal hal lain yang terjadi dalam masa pandemi ini, bahkan lebih berat terasa, namun maaf ya, hal hal itu rahasia dapur dan bukan untuk umum, wkwkwkwkwk.

Bagaimana dengan anda, apakah kisah saya juga seperti anda???. Saya harap tidak, saya berharap kisah hidup anda semua adalah kisah hidup yang banyak senangnya dan bahagianya.
Labels: ,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar