Perjuangan Di Masa Pandemi COVID 19

Seperti kita ketahui bahwa COVID 19 sudah melanda Indonesia sejak awal tahun 2020 dan bahkan sudah menjadi pandemi seluruh dunia.
Banyak kalangan benar benar merasakan susahnya hidup, mulai dari kebangkrutan, terhentinya aktivitas pekerjaan, kehilangan pekerjaan sehingga mempengaruhi perekonomian suatu negara bahkan dunia.

Di masa pandemi COVID 19 ini, kita dituntut untuk berjuang, melawan dan bertahan. Berjuang untuk pemenuhan kebutuhan hidup, berjuang dan melawan keadaan dengan memperhatikan efek serta penyebab sehingga tidak terjadi perluasan pandemi dan kita pun akan bertahan dimasa pandemi COVID 19 ini.

Tapi itu semua tak semudah seperti kata kata yang tertulis, tak semudah seperti anjuran dan masukkan yang terdengar. Karena itu semua butuh proses, perjalanan saat berjuang.
Memang benar kita semua diberikan kemudahan, tapi tidak selamanya kemudahan itu abadi atau bahkan terealisasi bagi diri kita, berarti kita harus benar benar fight dan mandiri, serta pandai pandai dalam memanfaatkan kemudahan yang sudah di dapat.

Seperti halnya diri saya, akibat pandemi ini saya kehilangan mata pencaharian hingga sekarang, dan otomatis tidak ada pemasukan untuk keluarga. Bayangkan, nganggur selama setahun, plonga plongo seperti kebo ketolop, heheheheee. Tapi apakah saya harus berhenti dan tidak melakukan apa apa, tentu tidak. Makan apa keluarga saya nantinya, heheheheee.

Berjuang dengan cara berdagang, jualan gorengan secara online.

Tiap hari selalu pegang hape, ikut seminar online sana dan sini, tapi susah juga menerapkannya, walau sudah diberi saran, masukan dan motivasi. Jika kita ingin sukses sesuai apa yang disarankan maka ada embel - embel di belakangnya, susah juga kan.
Pernah ikut program bantuan ini dan itu, tapi ternyata zero hasilnya, tak pernah dapat dan tak pernah lolos. Hingga akhirnya terjerumus dalam hutang yang lumayan besar nilainya dan ngos ngosan untuk cicil angsuran mengingat hasil yang didapat dari jualan hanya ribuan bukan ratusan ribu. Namun Alhamdulillah sudah 2 bulan ini kami bisa menikmati bantuan yang namanya BST, ada kelucuan dalam penerimaan BST ini, yang mengajukan adalah RT tempat saya berdomisili bukan RT tempat sesuai KK..... Mengingat tinggal saya sesuai KK dengan domisili dalam 1 lingkup RW, hanya RT yang membedakan..... Sungguh baik beliau, menganggap kami warganya sendiri, namun ada juga yang buat saya jengkel, kontra dengan saya. Di tempat domisili, saya selalu aktif dalam membuat kampung berkembang sedangkan yang benar benar warga kampung situ tapi sudah pindah dari kampung dan tidak mau pindah KK bersikap acuh dan tak peduli dengan kampungnya. Tapi masih aja tetap diajukan ma beliaunya..... Masyaa Allah, bener bener baik baliau terhadap semua warganya.
Dengan bantuan itu kami pun memanfaatkannya untuk kehidupan sehari hari dan tambahan modal untuk jualan. Inilah yang saya maksud dengan :

Berjuang secara mandiri dan pandai pandai dalam memanfaatkan kemudahan yang sudah diberi.

Dalam 2 Minggu ini, sang istri sudah mulai jengah dengan keadaan. Saya pun merasa tak enak dengan hal ini. Main ketempat biasa saya mendapatkan pekerjaan dan selalu update untuk info proyek, tapi ya memang keadaan, uang negara tersedot untuk kegiatan kemanusiaan dan penanggulangan pandemi.
Coba melamar pekerjaan sana sini, walau hasilnya zonk.....  Hehehehe.

Setidaknya tetap membesarkan hati dan menyenangkan hati keluarga bahwa sang kepala keluarga selalu berusaha dan berjuang di masa pandemi COVID 19 ini.

Labels:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar